Rencana Pembukaan Kembali Lembaga Pendidikan di Tengah Tingginya Positif COVID 19
Rencana Pembukaan Kembali
Lembaga Pendidikan di Tengah Tingginya Positif COVID 19
Dalam banyak media pemberitaan, pemerintah berenca kembali membuka sekolah januari 2021, hal ini juga disampaikan oleh Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dalam kanal Kemendikbud)
Pemerintah pusat telah
memberikan kewengan kepada pemerintah daerah untuk mengizinkan dibukanya
sekolah pada bulan Januari 2021. Namun, dalam pembelajaran tatap muka yang di
perbolehkan untuk buka di bulan Januari 2021 ini dapat di lakukan dengan
beberapa syarat, yang pertama, harus ada persetujuan dari pemerintah daerah,
yang kedua, setelah ada persetujuaan dari pemerintah daerah maka, harus pula
ada persetujuan dari kepala sekolah, dan yang terakhir harus ada persetujuan
dari orang tua murid melalui komite sekolah yang diadakan, ini artinya
kebijakan ini tidak bersifat wajib hanya diperbolehkan karena melihat angka
positive corona namun, tidak tidak semua daerah memiliki angka posivite corona
yang tinggi.
Wilayah Indonesia yang memiliki
angka corona rendah yang dikutip dalam media online Kompas.com Kepulauan Bangka Belitung yang hanya memiliki
total kasus positive 438 dari jumlah corona di Indonesia yang sudah
mencapai 315.714. Ini artinya
dalam wilayah tertentu bisa saja jika sekolah di buka pada bulan Januari nanti
tentu saja dengan mengikuti protokol kesehatan, sementara untuk wilayah yang
memiliki tingkat positive corona yang tinggi seperti DKI Jakarta yang memiliki
kasus positive corona yang mencapai 52.840,
wilayah tersebut akan sedikit mustahil untuk mulai membuka sekolah pada Januari
2021.
Selain itu hal yang dicemaskan adalah Pilkada serentak yang akan dilaksakan
serentak pada 12 Desember, walaupun mengikuti protokol kesehatan nanti di
cemaskan akan menambah angka positive corona dan akan semakin menambah beban
pemerintah untuk tahun 2021.
Untuk itu dibutuhkan keseriusan pemerintah untuk menambah perhatian terhadap
pandemi yang masih berlangsung meskipun agenda negera harus tetap berjalan,
namun pemerintah harus menjadikan covid sebagai prioritas utama.
Kalau pandangan saya sebagai
mahasiswa, yang tentu saja memiliki pandangan tersendiri untuk proses mengajar
online, bukan hanya saya, namun banyak rekan mahasiswa yang lain ikut mengeluh
karena belajar online di nilai kurang efektif dalam prosesnya dan tugas yang
dibebangkan kepada mahasiswa dinilai kurang masuk akal karena memungkinkan kita
kembali berinteraksi dengan banyak orang, contohnya jika tugas yang diberikan
adalah tugas pembuatan video wawancara yang artinya mau tidak mau kita akan
kembali berinteraksi dengan orang yang di wawancarai tersebut. Namun, bukan
menutup kemungkinan bahwa pembelajaran online ini tidak bisa dijalankan, bisa
saja, namun dosen atau pengajar harus memberikan perkuliahan lebih bervariasi
dan lebih menyenangkan karena hal tersebut dapat merangsang mahasiswa menjadi
berfikir, dosen juga diharapkan dapat lebih aktif dan membirkan mahasiswanya
lebih kritis dengan materi yang akan diajarkan, karena tentu saja pembelajaran
melalui online dan tatap muka langsung sangat berbeda dan memiliki kelebihan
dan kekurangan masing – masing.
Dalam pembajaran online, pengajar
bukan hanya harus memiliki kemampuan intejen yang baik namun juga memiliki
kreativitas dalam mengajar dan yang terpenting pengajar juga harus bersikap
fleksibel dan pendengar yang baik dalam menerima saran dan opini dari yang
diajar. Dengan dimikian, walaupun kita diharuskan belajar dari rumah kita tetap
bisa efektif dalam menerima materi yang diberikan.
Komentar
Posting Komentar