Mental Health Awareness dan Sosial Media

 

Mental Health Awareness dan Sosial Media

Banyak orang yang belum sadar mengenai pentingnya kesehatan mental, menurut saya sendiri hal ini perlu kita analisis, edukasi dan evaluasi bersama – sama, karena kita bisa lihat saat ini sosial media sudah menjadi kebutuhan semua orang, hampir semua orang bermain sosial media, dalam sehari kurang lebih selama 1 jam yang salah satu impactnya sosial media sudah menjadi cermin bagi society sehingga membuat kita berlomba – lomba show off buat dapat perhatian dari orang, selain itu, dengan sosial media kita lebih mudah insecure jika merasa hidup orang lain lebih indah dari hidup kita.



Karena generasi kita termasuk kedalam generasi yang serba cepat, kita di suguhkan dengan banyak hal di sosial media, jika dulu sumber infomarsi kita hanya koran, radio, TV, sekarang informasi sudah ada di mana – mana dan dari siapa saja. Tentu saja, generasi kita lebih rentan dengan penyakit mental khususnya stress, yang dimana karena salah satu efeknya kita terlalu menghabiskan banyak waktu di sosial media, atau menjadikan standar keberhasilan kita dari orang – orang yang ada di sosial media yang setiap hari kita lihat.

Nah tapi sebelum dibahas lebih lanjut kita perlu tahu nih gays apa sebenarnya yang dimaksud “SADAR AKAN KESEHATAN MENTAL” ?

Dari kata sadar, yang artinya kita punya kendali penuh atas sesuatu hal, kalau ditambah kesehatan mental, artinya kita punya kendali penuh atas segala sesuatu agar mental kita ini sehat, jadi yang namanya sadar itu penting banget yang gays, kita bisa membedakan antara yang baik dan buruk ketika kita dalam keadaan sadar. Nah salah satu yang paling bisa bikin mental breakdown adalah penggunaan sosial media yang terlalu intens, sehingga kita sendiri kurang produktif di dunia nyata.

Selain itu ketika kita sadar nih mengenai pentingnya kesehatan mental kita juga bisa mengendalikan diri kita, kita bisa nih memberi batas kiranya hal apa yang bakal membuat kita merasa mental cape dan muak, atau lebih parahnya bisa membuat kita tiba – tiba nangis tanpa sebab padahal gak ngapa – ngapain nih dan tidak ada apa – apa juga, contohnya itu ketika ada teman yang minta tolong karena kita punya rasa yang tidak enakan yang terlalu besar akhirnya kita meiyakan padahal kita sendiri sedang tidak mau.

Contoh lain di dalam dunia maya, contohnya ketika kita melalukan sesuatu di sosial media, atau jadi orang lain hanya untuk bisa ngeproof diri kita ke orang – orang nih, biar orang itu bisa melihat kita atau memberikan nilai kepada diri kita, please yang teman – teman it’s toxic, nantinya kalau orang itu gak lirik kita jatuhnya kita bakal stress dan kepikiran.

Kalau dari data Statistik, menunjukkan Indonesia sekarang ini masuk ke dalam 10 besar pengguna internet di seluruh dunia, jadi bisa kita bayangkan betapa konsumtifnya kita. Terus apa hubungannya nih sama kesehatan mental ? nah dari sini kita bisa tarik benang merahnya bahwa dari perilaku konsumsif yang merusak mental kita karena begitu banyak sajian konten yang seharusnya tidak perlu yang triggernya bisa bikin otak kita jadi overthingkin, kesepian, atau merasa insecure.

In the end, kita jadi gak produktif di dunia nyata karena sudah terlalu cape di sosial media, masih mending kalau kita dapat uang dari situ, yang ada kita yang bermental malas, cuma cari perhatian dari orang – orang dan jadinya tidak produktif. Jadi boleh ajah sih bermain sosial media, asal kita punya limid untuk itu, dan yang paling penting, jangan jadikan sosial media sebagai kebutuhan, cukup jadikan hiburan, jadi harus seimbang nih antara kebutuhan dengan hiburan, kebutuhan yang gw maksud disini ketika kita mencoba hal baru atau skill baru untuk membuat diri kita jadi lebih baik, contohnya menulis, belajar desain, belajar bahasa, dll yang penting hal itu hal yang kamu suka, biar kita bisa konsisten. Dan hiburannya baru bisa liat sosial media, atau melakukan hobby supaya otak kita bisa lebih santai dan seimbang, biar gak stress.

Berdasarkan pengalaman saya pribadi nih, saya berhasil produktif dengan membatasi diri dengan tidak terlalu intens membuka sosial media. Jadi kita perlu sadar dengan kesehatan mental dengan cara tetap memberikan limid terhadap penggunaan sosial media, karena kita memainkan peran yang nyata kepada diri kita dan hubungan sosial bersama keluarga ataupun teman.

Jadi agar mental tetap sehat, tentunya yang perlu kita lakukan pertama adalah kita harus sadar dulu tentang pentingnya kesehatan mental, lalu kita bisa mengidentifikasi kira – kira apa sebenarnya yang bisa mengtrigger kita menjadi gak stabil, nah disini gw juga pengen tekankan gak papa kalau kita happy main sosial media dan merasa baik – baik saja, tapi, kalau seandainya kita malah jadi gak produktif dan menganggu mental seperti muncul rendah diri ketika melihat orang lain, atau orang gak ngelirik kita itu lebih baik kita batasi, karena kasihan juga jiwa kita juga perlu sehat, bukan cuma sehat jasmanih tapi sehat rohanih juga penting.

Dan please, kalau mau mental kita sehat, jadi diri sendiri aja, gak usah ngelirik orang lain dan berusaha menjadi orang itu, kita semua punya keunikan masing – masing, kita juga gak butuh pengakuan dari orang lain, dan penerimaan dari orang lain, yang kita butuhnya jadi versi terbaik dari diri kita sendiri dengan begitu kita akan merasa lebih berharga dan memiliki mental yang sehat, Okay Jadi, Let’s Do It, Semangattttt.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku Sejarah Dunia yang di Sembunyikan karya Jonathan Black